Sejak memasang "dark" theme, saya cenderung menjadi malas menulis. Untuk sementara, dark theme saya disable dulu yaa. Terima kasih (^_^) (bandithijo, 2024/09/15) ●

بسم الله الرحمن الرحيم

Disclaimer

Perlu diingat bahwa saya sebagai penulis tidak bertanggung jawab atas kerusakan atapun kehilangan data maupun perangkat keras yang disebabkan karena proses instalasi yang merujuk pada dokumentasi ini.

Untuk itu, saya sangat merekomendasikan untuk terlebih dahulu mem-backup data-data pada hard disk kalian.

Limitation

Proses instalasi ini ditujukan untuk single boot atau hanya satu sistem operasi yang disimpan oleh hard disk. Untuk konfigurasi dual boot, silahkan mencari dokumentasi yang lain dan dapat mengkombinasikan prosesnya dengan dokumentasi yang saya tulis.

Pada dokumentasi ini, penulis tidak menjelaskan bagaimana cara membuat Bootable Flash Drive yang berisi Arch Linux installer. Proses ini dapat kalian cari sendiri pada dokumentasi-dokumentasi online yang tersebar di Internet.

Proses dokumentasi ini juga penulis kerjakan pada mode bios UEFI. Untuk teman-teman yang masih menggunakan mode bios Legacy, sebaiknya mengubah konfigurasi bios terlebih dahulu pada komputer/laptop masing-masing.

Keterbatasan lain akan saya jabarkan pada STEP 0 : Introduction.

Step 0: Introduction

Hello mas Bro, nama saya Rizqi Nur Assyaufi. Beberapa dari teman-teman mungkin sudah mengetahui bahwa saya adalah seorang Archer (mungkin sebutan keren untuk pengguna Arch Linux).

Sedikit cerita, saya sudah menggunakan sistem operasi GNU/Linux secara aktif baru dimulai sejak tahun 2014. Sebelumnya, sejak tahun 2009 saya menggunakan sistem operasi besutan Apple, yang dikenal dengan nama OS X, namun kini disebut dengan nama macOS (denger-denger supaya lebih konvergen dengan iOS).

Pertama kali mengenal sistem operasi GNU/Linux sejak tahun 2004 melalui sahabat saya yang juga teman berdiskusi soal teknologi (Yudo Drajat Baskoro). Beliaulah yang memperkenalkan saya mengenai distribusi sistem operasi GNU/Linux yang bernama Ubuntu dari Canonical. Dari situlah awal mula tanpa saya sadari sedikit demi sedikit saya mulai belajar bermigrasi dari satu sistem operasi ke sistem operasi yang lain.

Tujuan awal saya menulis petunjuk manual instalasi Arch Linux ini adalah untuk mempermudah saya dalam melakukan reinstall (instalasi kembali) apabila sewaktu-waktu saya mengalami kendala atau kegagalan pada sistem yang saya pergunakan saat ini.

Belajar dari pengalaman menggunakan distribusi sistem operasi yang saya gunakan sebelumnya, yaitu Fedora Linux. Proses reinstall menjadi lebih cepat dan lebih terarah apabila saya mengikuti dokumentasi yang telah saya buat sebelumnya. Karena proses research (mencari informasi) yang valid sudah dipangkas. Bayangkan untuk memasang sebuah sistem operasi, kita harus mencari informasi mengenai apa saja paket-paket yang kita perlukan dan yang sistem operasi perlukan. Mulai dari sumber-sumber official, sampai tulisan-tulisan dokumentasi pribadi Arch user yang lain. Benar0benar menyita waktu.

Berdasarkan latar belakang kasus saya di atas, saya kembali mengumpulkan niat, tenaga, dan menyisihkan waktu luang untuk kembali menulis dokumentasi proses instalasi ini.

Dokumentasi ini saya tulis berdasarkan Arch Wiki dan catatan kaki hasil proses instalasi berulang-ulang yang saya lakukan sebelumnya. Saya menambahkan langkah-langkah untuk melindungi data-data yang ada di dalam partisi root dan direktori home user dengan proses enkripsi agar tidak sembarangan orang dapat mengaksesnya.

Keterbatasan dari dokumentasi ini dapat dilihat pada tabel di bawah.

Spesifikasi mesin yang saya gunakan :

No.
Hardware
Details
1 CPU Intel(R) Core(TM) i5-6300U CPU @ 2.40GHz
2 GPU Intel HD Graphics 520
3 Wireless Interface Intel Corporation Wireless 8260
dst… dst…

Yang ingin saya informasikan dari tabel spesifikasi di atas adalah, saya tidak menggunakan GPU Nvidia maupun Radeon. Bahkan belum pernah sama sekali melakukan setup pada mesin dengan GPU Nvidia maupun Radeon. Dan inilah keterbatasan dari dokumentasi yang saya tulis. Saya tidak dapat menyertakan proses instalasi driver untuk kedua GPU tersebut. Dan juga untuk processor dengan brand AMD.

Selain itu, saya juga tidak menggunakan Arch Linux berdampingan dengan Microsoft Windows (dual boot). Sehingga proses manajemen partisi untuk dual boot tidak terdapat pada dokumentasi ini.

Hal lain yang sering dihadapi oleh GNU/Linux user adalah kompatibilitas wifi adapter. Permasalahan ini paling sering saya temukan baik di forum maupun di chat group, karena beberapa brand membutuhkan konfigurasi driver yang belum terkonfigurasi atau bahkan belum tersedia pada base sistem. Beberapa distribusi sistem operasi GNU/Linux mungkin sudah ada yang menyertakan pada base sistem mereka, namun lain halnya dengan Arch Linux, dimana user yang harus mencari sendiri bagaimana mengkonfigurasi network adapter yang tidak tersedia pada base sistem Arch. Ini salah satu alasan kenapa Arch Linux tidak ditujukan untuk user yang baru mengenal GNU/Linux.

Gimana, Bro ? Masih berani untuk lanjut ?

Mungkin di sinilah yang menjadi level awal dimana calon Archer diseleksi. Yaitu pada proses instalasi yang tidak semudah distribusi sistem operasi GNU/Linux yang lain.

Bagi teman-teman yang sudah menggunakan distribusi sistem operasi GNU/Linux selain Arch Linux, saya rasa tidak akan begitu kesulitan. Namun, bagi teman-teman yang baru bermigrasi dari sistem operasi Microsoft Windows, saya lebih merekomendasikan untuk menggunakan distribusi turunan dari Arch Linux dan memang lebih mudah proses instalasinya karena menggunakan GUI (Graphical User Interface) yaitu Manjaro Linux.

Kalo boleh saya gambarkan, proses instalasi distribusi sistem operasi Arch Linux ini seperti merakit kapal. Kita bebas menentukan apa saja yang kita perlukan, bagaimana proses pembuatan dan seperti apa bentuk kapal yang kita inginkan, agar kapal yang kita rakit, dapat berlayar. Ya, meskipun saya juga belum pernah merakit kapal sebelumnya, biar terlihat keren saja pakai kata “kapal”. Hehehe

Target yang akan kita capai dari dokumentasi ini adalah :

Items
Details
Sistem Operasi Arch Linux
Dual Boot No (Single Boot)
Desktop Environment GNOME
Partition Table /dev/sda1 → ESP (EFI System Partition)
  /dev/sda2 → Linux LVM with LUKS encryption
Bootloader systemd-boot
Encryption /dev/sda => root & /home


Penulis

bandithijo

My journey kicks off from reading textbooks as a former Medical Student to digging bugs as a Software Engineer – a delightful rollercoaster of career twists. Embracing failure with the grace of a Cat avoiding water, I've seamlessly transitioned from Stethoscope to Keyboard. Armed with ability for learning and adapting faster than a Heart Beat, I'm on a mission to turn Code into a Product.

- Rizqi Nur Assyaufi

944e8edeccab170ecee65673676b75514b2f62ed